Review Buletin Cagar Budaya Volume VI/2018


“Bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarahnya”

Cagar budaya sebagai wujud nyata karya cipta manusia memiliki peran yang besar dalam pembentukkan identitas sebuah bangsa. Untuk menghadirkan sejarah ini di tengah masyarakat dan generasi muda merupakan tantangan tersendiri. Sejarah merupakan sesuatu yang jauh dan sulit dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Pertanyaan besar ini selalu menggelitik para ahli sejarah untuk membuat sebuah formula yang menarik dalam memberikan informasi mengenai sejarah itu. Bagaimana peninggalan sejarah itu berbicara dan memberikan informasi mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu dan apa yang dapat diberikan sebagai sebuah pelajaran di masa kini.
Buletin cagar budaya ini merupakan salah satu semangat untuk bagaimana menghargai sejarah itu sendiri di dalam peradaban masyarakat saat ini. Terdiri dari 9 bagian peninggalan budaya yang dikupas secara mendetail namun dengan  bahasa yang mudah dipahami bahkan oleh orang-orang yang belum memahami mengenai sejarah itu sendiri.
Bagian pertama menceritakan tentang peninggalan Candi Plaosan yang berada di desa Bugisan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Tidak banyak orang yang mengetahui mengenai peninggalan Candi Plaosan itu sendiri, karena masyarakat lebih banyak mendapatkan informasi mengenai Candi Prambanan yang lebih letaknya tidak terlalu jauh dari andi Plaosan. Dalam bagian ini ditampilkan informasi mengenai Dewi Durga yang tidak banyak ditemukan pada candi-candi hindu yang ada di nusantara. Dewi Durga merupakan Dewi tertinggi dalam agama Hindu yang digambarkan sebagai dewa perang yang berbentuk kerbau. Kendati penggambaran mengenai dewi durga juga itu sendiri mengalami perubahan ketika zaman kerajaan Majapahit. Berbeda dengan peninggalan candi patung dewi Durga di India, di Indonesia kita tidak menemukan Candi yang dibangun yang khusus dibangun untuk memuja Dewa perang ini namun patung dewi Durga tampak pada beberapa candi yang ditempatkan dalam ruang tertutup di bagian utara candi Plaosan.
Bagian kedua memaparkan mengenai fakta mengenai patung gajah putih yang berada di depan gedung Museum Nasional. Patung gajah putih merupakan simbol representasi dari kebudayaan bangsa Thailand di mana mereka memandang bahwa hewan ini merupakan binatang yang sakral dan dilindungi oleh dewa-dewa. Hal yang cukup menarik bahwa ini patung gajah putih ini memiliki kembaran yang diberikan oleh raja Thailand Chulalongkorn tidak hanya kepada pemerintah Hindia Belanda di Batavia namun diberikan juga kepada Gubernur Inggris yang ada di Singapura.
Bagian yang lain dalam buletin cagar budaya ini mengangkat tema mengenai modernisasi ruang kota tradisional pada masa mangkunegaraan di Kota Surakarta. Secara tata ruang kota tampak beberapa pengaruh budaya Eropa yang terlihat jelas dalam keberadaan benteng yang didirikan Belanda tepat di sebelah utara tembok Keraton keberadaan Masjid Al wustho Mangkunegaran. Bentuk tata ruang ini juga tidak bisa dilepaskan dari pusat kekuasaan tradisional berupa keraton yang ada di kota tersebut. Hal ini menunjukkan Surakarta sbagai kota yang berkembang di atas landasan budayayang dihidupkan oleh masyarakatnya. Beberapa upaya modernisasi tata kota dilakukan tampak pada Masjid Al Wustho Mangkunegaran.
Buletin ini juga mengangkat sebuah fakta menarik mengenai peninggalan sejarah yang berada di dasar laut di daerah Karawang. Hal ini menjadi sebuah hal yang baru karena tidak banyak masyarakat yang memahami betapa pentingnya peninggalan budaya di bawah air berupa kapal karam dan muatannya ini  bisa mengungkap sejarah maritim nusantara yang memberikan gambaran mengenai aspek kehidupan sosial politik ekonomi dan budaya pada masa lalu.
Buletin Cagar Budaya ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan ilustrasi yang sangat spesifik mengenai informasi yang disajikan. Referensi yang digunakan dalam buku ini mengacu pada hasil penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadikan sumber referensi otentik dalam penggalian informasi sejarah. Bahasa yang digunakan sederhana dengan beberapa diagram yang membantu pembaca dapat lebih memahami mengenai konsep sejarah dan kaitannya dengan perkembangan masyarakat Indonesia pada saat ini

Tautan : http://rumahbelajar.id/product?id=NWQwYjA5MmQ1NWJmMWY1YzJmNzFlOWZk
Waktu Publikasi: 
20 Jun 2019 - 11:18 am

Bentuk: Pdf
Category  : Art and Humanities


Note: Blog ini dilengkapi dengan Text to Speech

          Caranya: blok area yang ingin didengarkan suaranya

Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik - Merdeka Belajar

Membuat Lembar Amatan Bahasa Indonesia - Merdeka Belajar

Soal Post Test Refleksi dalam Pembelajaran SMP-SMA/SMK1.