Format Asesmen - Merdeka Belajar
Halo ibu dan bapak
Salam dan bahagia, pada sesi kali ini akan dijelaskan tentang cara memahami lebih format asesmen. jika ibu bapak ingat bagaimana reaksi murid-murid di kelas saat mendengar kalimat “anak-anak besok kita ulangan ya” pasti banyak murid yang merespon kalimat itu dengan perasaan cemas khawatir dan biasanya murid-murid akan lebih fokus menghafal daripada memahami
Kira-kira mengapa ya? dalam format asesmen yang selama ini berjalan seringkali murid terjebak sekadar menghafal. Padahal seharusnya murid bisa lebih diarahkan untuk proses belajar yang lebih bermakna. Seperti merenungkan, merefleksikan, menganalisis, dan menghubungkan pengetahuan dengan fenomena yang ada disekitar. Berdasarkan formatnya assessment sendiri bisa kita klasifikasikan ke dalam dua hal yaitu
Assessment tradisional
Asesmen alternatif
Kira-kira apa saja perbedaannya? mana yang lebih baik untuk digunakan? Assessment tradisional sendiri merupakan format asesmen yang paling umum digunakan. Beberapa bentuk assessment tradisional adalah tes pilihan ganda, teks benar atau salah, soal isian pendek, dan esai. Kelemahan dari asesmen tradisional adalah terbatas dalam menerjemahkan ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran murid. Yaitu hanya sebatas pada pengetahuan saja dalam waktu itu juga. Seperti pada tes benar salah tentu ibu bapak akan bingung untuk mencari tahu apakah murid yang mampu menjawab dengan benar karena benar-benar paham atau karena faktor keberuntungan saja. Nah tipe tes benar salah ini, sebenarnya mirip juga dengan tipe soal pilihan ganda dan isian pendek.
Tes benar salah pilihan ganda atau isian pendek ini cocok untuk recalling pemahaman murid terkait materi yang sudah diajarkan dengan cepat. Tetapi kurang tepat untuk mengukur pemahaman mendalam atas apa yang sudah murid pelajari sebelumnya. Sebenarnya kita tetap bisa menggunakannya secara lebih optimal untuk mengukur pemahaman murid. Misalnya dengan tetap menggunakan pilihan ganda tetapi bentuk soalnya dibuat lebih panjang dan bisa menggunakan soal-soal yang bersifat analitik.
Berikutnya tipe tes essay secara implementasi essay sendiri lebih optimal dalam melihat kemajuan belajar murid karena bisa dibuat untuk uji kemampuan analisis, melihat keterkaitan, dan merefleksi murid atas materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam menerapkan essay sebagai alat asesmen ibu bapak bisa membuat penilaian secara objektif dengan rubrik seperti yang telah disinggung di materi sebelumnya.
Berikutnya kita akan berkenalan dengan format asesmen alternatif dan beberapa alat tes yang bisa kita gunakan. Asesmen alternatif ini sendiri lebih mampu mengakomodir hal-hal yang kurang bisa diukur lewat assessment tradisional. Beberapa alat asesmen yang bisa digunakan dalam asesmen alternatif adalah tes melalui pertanyaan terbuka, bermain peran, demonstrasi, praktik langsung, eksperimen Project, dan portofolio. Portofolio terdiri dari karya murid yang menampilkan penguasaan keterampilan tugas dan ekspresi atas suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya guru bisa membuatkan suatu template jurnal atau diary untuk setiap murid. Lalu murid diwajibkan untuk mengisi jurnal atau diary setiap selesai pembelajaran. Di dalamnya guru meminta setiap murid untuk melakukan refleksi terkait:
Hal apa saja yang sudah dipelajari
Hal apa saja yang belum dipahami, dan
Hal apa saja yang akan dilakukan untuk memperbaiki hal yang belum dipahami pada poin kedua
Di akhir pembelajaran atau semester guru bisa melihat seluruh konten dan rangkaian jurnal atau diary dari setiap murid untuk ditarik penilaian berdasarkan rubrik dan kriteria tertentu yang telah ibu-bapak tentukan sebelumnya. Project dapat kita definisikan sebagai proses yang mampu menunjukkan kemampuan murid dalam mengolah seluruh pengetahuan yang telah mereka miliki kedalam suatu hal yang lebih konkret. seperti karya atau kegiatan. Penugasan melalui project bisa secara individual atau kelompok. Dalam pembelajaran paradigma baru sendiri tujuan dari penilaian melalui Project adalah untuk membuat pelajaran menjadi lebih kontekstual dan sekaligus untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah setiap murid. Bisa Melalui pembelajaran di kelas oleh masing-masing guru mata pelajaran atau melalui berbagai Project penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah.
Beberapa penugasan Project yang bisa diberikan pada murid seperti pengembangan rencana, karya seni, proposal penelitian, dan presentasi multimedia. Lalu diakhir Project guru bisa memberikan penilaian secara individu maupun kelompok. Di dalam implementasi format asesmen alternatif proses belajar murid mesti dilihat dari banyak Sisi bukan semata-mata tahu dan paham pengetahuannya seperti apa. Melainkan lebih bisa dikembangkan lagi misalnya mencari tahu kemampuan mengaplikasikan suatu pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari, refleksi murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari dan sebagainya. Oleh karenanya disisi lain penerapan asesmen alternatif sendiri menuntut komitmen ibu-bapak dalam mengevaluasi ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran setiap murid.
Jika kita bandingkan ibu bapak lebih memilih format asesmen tradisional atau alternatif. Secara umum tentu sebaiknya kita mampu menggunakan kedua format asesmen sesuai kebutuhan.
Asesmen alternatif walau di sisi lain terkesan lebih merepotkan ini tentu lebih mampu mendokumentasikan kemajuan belajar murid yang lebih berorientasi pada proses bukan hasil saja. Ada penilaian sikap, perilaku pengaplikasian pemahaman mendalam dan aspek lainnya yang lebih menyeluruh dan lengkap. Sedangkan format asesmen tradisional bisa digunakan untuk mengukur kemampuan murid dalam waktu yang relatif singkat. Namun hanya sebatas kemampuan di level pengetahuan dan pemahaman saja seperti kuis pilihan ganda, setelah pembelajaran atau validasi akhir.
Ternyata …
Dengan menggunakan format asesmen alternatif, kita mampu mendokumentasikan kemajuan belajar murid yang lebih berorientasi pada proses bukan sekedar hasil. proses pembelajaran pun akan semakin bermakna.
Comments
Post a Comment