Indikator Pencapaian Kompetensi SD SMK 1 - Merdeka Belajar
Salam dan bahagia
Ibu dan bapak guru, Selamat datang kembali di modul membuat dan memodifikasi modul ajar. Pada materi kali ini kita akan belajar membuat indikator pencapaian kompetensi dari tujuan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya. Kita akan memulai materi ini dengan satu pertanyaan. Bagaimana guru mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai? apa indikatornya?
Cerita 1
Selesai membahas satu materi Saya biasanya menggunakan latihan soal di buku teks untuk uji pemahaman, kemudian dilanjut dengan Quiz. kalau nilai anak-anak bagus berarti sudah tercapai.
Cerita 2
Saya memberikan kebebasan kepada anak, mereka bisa mengerjakan tugas yang saya berikan dengan caranya masing-masing. Jika kompetensi yang akan dicapai adalah menceritakan kembali, mereka bisa mengerjakan dalam bentuk komik, puisi, lagu, atau video. Lalu kalau mereka harus bekerja dalam kelompok, biasanya saya kelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan literasi mereka.
Cerita 3
Kalau materinya memungkinkan, biasanya saya bikin proyek. Bisa proyek mandiri atau proyek kolaborasi tapi sesuaikan lagi dengan waktunya kalau tidak cukup biasanya dengan kuis saja.
Bagaimana dengan ibu dan bapak guru? Cara apa yang bisa dilakukan di kelas untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Mari kita tengok kembali cara yang dilakukan ketiga guru tadi. Cara yang dilakukan guru kesatu akan tepat jika kompetensi yang ingin dicapai pada TP-nya adalah berupa pemahaman yg namun jika tujuan pembelajarannya adalah mengaplikasikan atau mendemonstrasikan maka kurang tepat jika pengukurannya dengan latihan soal. sedangkan guru kedua menggunakan proyek atau kuis bergantung pada ketersediaan waktu namun kompetensi yang diukur pada proyek belum tentu bisa juga diukur dengan kuis. ini adalah dua alat ukur yang tujuannya berbeda. Penentuannya bukan pada ketersediaan waktu melainkan tujuan pembelajarannya. Sedangkan guru ketiga melihat kembali pada kompetensi yang mau diukur ia memberikan kebebasan kepada muridnya untuk menentukan sendiri bentuk tugasnya. Muridnya bisa membuat komik, lagu, video, atau karya lain yang bisa dipakai sebagai media bercerita, karena kompetensi yang mau diukur adalah kemampuan menceritakan kembali. Dengan pengelompokan murid berdasarkan minat atau kemampuan iterasinya guru ketiga juga dapat memberikan diferensiasi instruksi berdasarkan kebutuhan murid.
Ibu dan bapak guru seperti yang sudah diketahui kita memiliki capaian pembelajaran atau CP sebagai acuan kompetensi akhir di suatu fase capaian pembelajaran ini kemudian kita turunkan menjadi tujuan pembelajaran atau TP yang bertahap. Lalu bagaimana kita memastikan bahwa TP sudah tercapai, disinilah perlunya kita menentukan indikator keberhasilan atau indikator pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi diturunkan dari tujuan pembelajaran.
Contohnya tujuan pembelajaran untuk mata pelajaran SD di fase A berikut.
“Mengidentifikasi bilangan genap dan bilangan ganjil berdasarkan konsep menggandakan”
Kemudian kita turunkan menjadi indikator berikut
Mengelompokkan gambar dan menentukan bersisa atau tidak
Menentukan bilangan ganjil atau bilangan genap dari sebuah bilangan
Indikator ini kemudian diukur dengan asesmen bisa berupa formatif atau sumatif dengan menentukan indikator akan memudahkan kita dalam menentukan alat ukur saat merancang asesmen pembelajaran. Setelah menentukan indikator kita perlu merancang metode pengajaran yang akan dipakai untuk mencapai indikator tersebut. Misalnya mulai aktivitas kelompok menggunakan alat bantu presentasi, diskusi, kemudian latihan mandiri. Dalam satu tujuan pembelajaran bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator, yang merupakan langkah mencapai suatu kompetensi. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia tujuan pembelajarannya adalah
“Pelajar mampu menulis teks argumentasi dengan menggunakan Dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan yang diketahuinya”
Tentunya murid tidak serta-merta langsung menulis teks argumentasi, ada beberapa kemampuan yang harus dicapai dahulu sebelum menulis teks argumentasi yaitu
Indikator Tujuan Pembelajaran
Mampu membedakan fakta dan opini dalam teks
memahami mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi
mampu mengembangkan kerangka berpikir argumentasi
mampu menulis teks argumentasi dengan merujuk pada fakta yang meyakinkan.
(Indikator yang mencerminkan ketercapaian TP)
Jika dilihat Indikator nomor 4 merupakan indikator yang paling mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan nomor satu sampai dengan nomor tiga merupakan indikator pendukung sebelum mencapai tujuan pembelajaran seperti contoh sebelumnya setelah menentukan indikator kita merancang pengajaran untuk mencapai indikator tersebut. Misalnya melalui debat, mempelajari contoh teks argumentasi, diskusi, riset mandiri dan praktik menulis. Selanjutnya sebagai guru tentunya kita ingin mengetahui sejauh mana murid kita menguasai sebuah kompetensi. Apakah sudah mahir atau masih perlu bimbingan. Lalu apa tandanya ia sudah mahir? untuk membantu melihat kondisi murid maka kita dapat membuat sebuah kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Fungsinya untuk mereka di proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat kompetensi murid, bukan menjadi standar minimum kompetensi yang perlu dicapai murid. Setiap murid bisa saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda. Kita kembali lagi pada contoh di bahasa Indonesia saat melakukan asesmen terhadap indikator ini kita bisa membagikan ke dalam beberapa tingkat capaian misalnya: mahir, cakap, layak, dan berkembang.
Pengelompokan ini kemudian dibuat menjadi rubik, misalnya ada beberapa aspek yang mau diukur dari hasil menulis teks argumentasi yaitu:
Gagasan
Organisasi dan struktur teks
Bahasa
Kemudian dibuatlah masing-masing kriteria untuk setiap aspek ini.
Mahir
Gagasan dapat dipahami pembaca
Memiliki ide pendukung yang kuat
Penulis mengikuti pedoman umum ejaan bahasa Indonesia atau PUEBI
Struktur teks lengkap
Berkembang
Gagasan masih sulit dipahami oleh pembaca
Penulis belum mengikuti PUEBI
Hanya memuat dua bagian dari struktur teks
Masing-masing kriteria ini kita lengkapi sehingga menjadi rubrik yang utuh. Dengan begitu kita dapat memiliki data atau informasi tingkat penguasaan muridnya. Kriteria ini bisa berupa data kualitatif bisa juga menjadi angka kuantitatif seperti nilai produk, nilai Quiz, nilai praktik, dan sebagainya.
Bergantung pada karakter tujuan pembelajaran aktivitas pembelajaran dan asesmen yang dilaksanakan. Saat kita melakukan asesmen sangat mungkin murid memiliki yang berbeda di tiap aspek misalnya untuk aspek gagasan murid mencapai tingkat capaian mahir tapi dalam teksnya kita masih menemukan banyak tulisan dan ejaan yang tidak sesuai dengan PUEBI.
Data-data ini perlu kita dokumentasikan dengan baik. Contohnya bisa dalam bentuk catatan anekdotal, sehingga kita dapat menentukan tindak lanjut yang sesuai. Salah satu contoh tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mendampingi murid untuk menulis dan berikan umpan balik langsung oleh guru atau tindak lanjut lewat assessment teman sebaya dimana murid saling bertukar tulisan dan memberikan umpan balik. Data tingkat kompetensi atau tingkat penguasaan murid terhadap tujuan pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Misal kita mendapatkan data mayoritas murid berada pada kriteria berkembang dan layak. Ini bisa menunjukkan bahwa metode belajar yang dilakukan belum efektif.
Bagaimana ibu dan bapak guru Apakah sudah memahami mengenai indikator dan kriteria pencapaian tujuan pembelajaran. Yuk kita ulas kembali apa yang sudah dipelajari.
Bermula dari CP diturunkan menjadi ATP dan TP. Kemudian TP dibuat dalam indikator-indikator pencapaian. Indikator diukur dengan asesmen bisa formatif atau sumatif. Indikator yang paling mencerminkan tujuan pembelajaran dibuatkan kriteria ketercapaiannya. Kriteria ini menjadi alat guru melihat tingkat kompetensi, bukan menjadi kompetensi minimum. Data yang diberikan menjadi bahan refleksi dan evaluasi guru. Sekarang mari ibu dan bapak guru siapkan kembali ATP yang sudah dibuat pada materi sebelumnya dan mencoba untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensinya.
Comments
Post a Comment