Memahami Asesmen - Metode Asesmen - Merdeka Belajar
Halo ibu dan bapak
Salam dan bahagia, pada pembahasan kali ini mengenai metode asesmen. untuk memulai pembahasan kita akan memulainya dari cerita berikut
Ada dua murid yaitu Bastian dan Since. keduanya sama-sama kelas 5, keduanya sama-sama belajar mata pelajaran yang sama yaitu topik mengenai puisi. Sewaktu ujian akhir tertulis nilai Bastian lebih kecil daripada Since. Akan tetapi ternyata saat diminta untuk membuat puisi yang baik Bastian lebih unggul daripada Since. Menurut ibu bapak bagaimana seharusnya guru menyikapi hal tersebut.
Ibu-bapak tentu tahu bahwa asesmen harus disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan belajar murid. asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya atau reliable. Untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya. Dalam pembelajaran paradigma baru guru diharapkan bisa melakukan asesmen yang berorientasi pada proses. Bukan sebatas hasil akhir saja terdapat tiga pendekatan asesmen yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan yaitu
Asesmen diagnostic
Assessment formatif dan
Asesmen summative
Assessment diagnostik dilakukan terlebih dahulu di setiap awal pembelajaran atau memasuki topik baru untuk mengetahui kapasitas murid di kelas. Kemudian dilanjutkan dengan asesmen formatif yang lebih terintegrasi dengan proses pembelajaran yang lebih mampu melibatkan dan melihat kemajuan belajar murid yang lebih mendalam. Misalnya melalui penilaian diri atau self assessment, penilaian antarteman atau first assessment dan refleksi metakognitif. Terakhir dilanjutkan dengan asesmen sumatif yang pelaksanaannya diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil belajar.
Asesmen dalam paradigma baru sendiri sangat ditekankan pada asesmen belajar murid yang lebih komprehensif dan student centre. Dalam pelaksanaan asesmen diagnostik formatif maupun sumatif kita bisa menggunakan tiga teknik asesmen yang paling umum yaitu:
Teknik observasi, teknik asesmen observasi yaitu murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu dengan fokus secara keseluruhan maupun individu. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris guru melakukan observasi secara berkala dalam kurun waktu satu bulan. Dalam proses observasi tersebut guru mengamati bagaimana peningkatan kepercayaan diri murid dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris selama dalam kelas.
Teknik asesmen performa, dimana assessment performa ini dapat berupa praktik seperti presentasi, pidato, melakukan gerakan, atau permainan dalam olahraga, dan sejenisnya. Lalu bisa juga menghasilkan produk, misalnya berupa membuat karangan, puisi, atau brosur. Selain itu bisa juga melakukan project atau membuat portofolio. Ibu bapak bisa memberikan keleluasaan pada murid untuk menentukan hal seperti apa yang bisa menjadi bukti kemajuan belajar mereka. Sehingga produk yang dihasilkan pun beragam dan sesuai dengan minat murid.
Tes tertulis atau lisan, yang digunakan untuk menguji pengetahuan murid terhadap suatu hal. Biasanya teknik ini digunakan hanya sebatas untuk menguji level pengetahuan yang sifatnya lebih menghafal saja. Padahal sebenarnya asesmen ini juga dapat digunakan untuk menguji level pemahaman murid dengan mengajak mereka merefleksikan suatu konsep dan mengaitkannya terhadap kehidupan sehari-hari melalui studi kasus. Dalam Melakukan asesmen tentu saja akan ada beberapa instrumen yang diperlukan dalam prosesnya:
Instrumen rubrik yaitu sebuah panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid dengan menggunakan rubrik skor tertentu. Ada 3 indikator setiap indikator dibuat masing-masing empat kategori capaian, kemudian masing-masing kategori capaian diisi dengan kriterianya.
Kriteria-kriteria inilah yang menjadi panduan guru dalam menilai capaian murid
Instrumen checklist, yang berupa daftar informasi, data, ciri-ciri karakteristik atau elemen yang dituju. Misalnya saat kita meminta murid untuk melakukan storytelling di kelas. Lalu guru atau murid bisa menilai dengan mengisi lembar checklist untuk penilaian.
Instrumen catatan anekdotal, merupakan catatan singkat hasil observasi pada murid. Catatan bisa difokuskan pada performa dan perilaku murid yang penting disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis dari observasi yang telah dilakukan. Contohnya saat murid-murid sedang aktif berdiskusi dalam kelompok tentang suatu materi. Guru membuat catatan anekdotal siapa murid yang aktif pasif atau lainnya.
Lembar pengamatan, lembar amatan berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran tertentu.
Itulah tadi empat instrumen asesmen yang bisa ibu bapak gunakan agar asesmen lebih bermakna. Yang juga perlu sama-sama kita ketahui bahwa pelaku assessment sendiri tidak harus selalu guru, tetapi murid menilai diri sendiri murid menilai murid sesuai atau lintas jenjang seperti murid kelas 6 menilai murid kelas 4 dan 5. Atau bisa ada memberdayakan staff sekolah dan orangtua untuk menjadi tim penilai. Bisa digunakan salah satu atau bisa dipadukan. Nah itu tadi ya ibu bapak guru beberapa hal terkait metode assessment, setelah mengikuti kelas ini kita jadi tahu bahwa dengan pembelajaran paradigma baru assessment harus lebih mampu mengakomodir keseluruhan proses belajar murid sesuai kebutuhan.
Ternyata …
Asesmen tidak harus selalu guru, namun dapat dilakukan oleh murid, staf sekolah, dan orangtua bisa dilibatkan dalam proses asesmen.
Comments
Post a Comment