Membuat Lembar Amatan Bahasa Indonesia - Merdeka Belajar

 Salam dan bahagia,

Ibu dan bapak guru,  pada materi ini kita akan membahas  mengenai cara menyusun lembar amatan.  Sebagai contoh kita akan belajar  menyusun lembar amatan untuk pelajaran  bahasa Indonesia di SMP.  Lembar amatan adalah salah satu bentuk  dari asesmen formatif. Dengan adanya  lembar amatan yang terstruktur dan rinci  maka proses asesmen diharapkan dapat  terjadi secara objektif dan bermakna  bagi murid. 

Pada materi assessment as, for,  dan of learning,  dikatakan bahwa dari assessment, guru  juga mendapatkan umpan balik untuk  memperbaiki cara mengajar atau  memfasilitasi pembelajaran. Oleh karena  itu jika dilakukan secara objektif dan  tepat sasaran maka proses pembelajaran  dapat berjalan secara efektif dan  bermakna bagi murid dan guru. Salah satu  bentuk assessment bermakna yang dapat  digunakan untuk perbaikan pembelajaran  dan merekam kompetensi atau keterampilan  murid adalah lembar amatan.  Kompetensi ini diturunkan dari aneka  elemen terkait yang dapat ibu dan bapak  temukan pada capaian pembelajaran. Pada  mata pelajaran bahasa Indonesia misalnya  lembar amatan merekam perkembangan  kompetensi murid dalam hal menyimak,  membaca,  memirsa,  berbicara, serta menulis. Isi lembar  amatan akan berhubungan erat dengan  tujuan pembelajaran kita di kelas. Mari kita amati contoh berikut:

Ibu Wati adalah seorang guru bahasa  Indonesia kelas 9  beliau hendak mengejar pemaknaan teks  cerita pendek kepada murid-muridnya  Salah satu bentuk instrumen asesmen yang  dapat disusun oleh ibu Wati adalah lebar  amatan. Mengapa lembar amatan? sebelum  menyimpulkan bahwa seorang murid mampu  atau tidak mampu mencapai kompetensi  yang dituju ada tahapan yang perlu  dilakukan guru salah satunya adalah  observasi atau pengamatan perinci  terhadap sikap dan keterampilan murid  terkait dengan kompetensi yang akan  dicapai. 

Kapan guru perlu membuat lembar  amatan? Lembar amatan berfungsi untuk  mengamati keterampilan yang tidak dapat  diukur melalui penugasan atau tes. Oleh  sebab itu lembar amatan tidak perlu  dibuat untuk setiap aktivitas saat  merencanakan dan menyusun sebuah  kegiatan penugasan atau tes buruh dapat  menganalisis kebutuhan mereka.  Apakah lembar amatan sama dengan catatan  anekdotal?  

Lembar amatan dan catatan anekdotal  sama-sama berasal dari hasil observasi  guru terhadap murid faktor yang  membedakan keduanya adalah objek yang  diamati. Lembar amatan berisi aneka  indikator yang harus dikuasai murid  untuk mencapai tujuan pembelajaran  tertentu. 

Sedangkan catatan anekdotal  umumnya fokus pada perilaku dan performa  murid yang terlihat pada saat tertentu.  

Bagaimana membuat lembar amatan? Ibu dan  bapak guru bisa mulai dengan 

  1. Menentukan indikator turunan dari tujuan  pembelajaran. Apa saja keterampilan yang  perlu dikuasai murid untuk mencapai  tujuan pembelajaran?.

  2. Membuat pemetaan  berdasarkan tingkat penguasaan murid.  

Pemetaannya bisa seperti sudah mencapai,  sedang belajar, belum mencapai. proses  memetakan murid seperti ini termasuk ke  dalam asesmen  diagnostik Materi ini sudah ibu dan  bapak guru pelajari pada materi  sebelumnya. Sekarang kita lihat bagaimana  buat di  mengaplikasikan tahapan ini di kelasnya,  saat akan membuat lebar amatan. Ia mulai  dengan menentukan indikator dari tujuan  pembelajarannya. Untuk dapat mengenali  gagasan dan pesan maka tentunya murid  harus mampu memahami bacaan dengan baik. Kemampuan itu dapat terlihat dari penguasaan  mereka terhadap aneka unsur intrinsik  cerita. Lalu apalagi? Bisakah kita  mengaitkannya dengan keterampilan yang  lain? Seperti:

Keterampilan lain yang diamati:

  •  memahami instruksi

  •  memahami bacaan

  •  memberikan tanggapan yang sesuai 

Bagaimana dengan sikap kerja murid?  indikator-indikator tersebut kemudian  buat disusun menjadi sebuah lembar  amatan apa saja informasi yang dapat  dicantumkan pada kolom catatan.  

Ibu dan bapak dapat mencantumkan  informasi apapun pada kolom ini. Kolom  catatan pada dasarnya merupakan  penjelasan yang lebih lanjut dan rinci  dari pengamatan keterampilan yang telah  ibu dan bapak lakukan. Kolom catatan  dapat berisi keterampilan spesifik yang  perlu dikembangkan murid. Rencana umpan balik, bentuk tindak lanjut,  sikap belajar, sikap kerja, atau  keterampilan bahasa lainnya. 

Kapan saja  kita mengisi lembar amatan lebih baru  amatan dapat diisi sebulan sekali atau  dalam frekuensi lain yang dipilih guru.  Pada saat mengisi laporan perkembangan  murid atau rapor guru dapat merujuk  kepada lembar amatan itu. Apa saja  keuntungan menggunakan lembar amatan?  lembar amatan menyajikan informasi yang  nyata dan terkini mengenai kondisi murid.  Pemetaan kemampuan yang sudah dibuat  dalam lembar amatan sebelumnya juga  dapat ibu dan bapak guru gunakan untuk  tujuan pembelajaran yang berbeda.

Lembar amatan dapat membantu  ibu dan bapak guru menyusun laporan  perkembangan murid yang lebih bermakna.  Tantangan dalam melakukan kegiatan ini  adalah kita harus bersedia meluangkan  waktu dan tenaga untuk duduk dan  berpikir sejenak. Apa saja kebutuhan dari  masing-masing murid kita?. Kita juga harus  berkomitmen untuk terus konsisten  menyusun lembar amatan sebagai salah  satu bentuk asesmen yang akan kita  gunakan. Mari kita saling bekerjasama  untuk dapat mewujudkan sebuah pengalaman  belajar yang berharga dan bermakna. Tidak  hanya bagi murid-murid kita tetapi juga  untuk pengembangan diri kita sendiri.


Comments

Popular posts from this blog

Soal Post Test Merancang Pembelajaran SMP/Paket B1.

Soal Post Test Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik - Merdeka Belajar