Menyiapkan Asesmen - Asesmen Diagnostik (Mederka Belajar)

 Salam dan bahagia,

Ibu dan bapak guru,  topik selanjutnya yaitu  cara menyiapkan asesmen di video kali  ini kita akan memulainya dengan topik  assessment diagnostik. Ibu-bapak guru  meskipun murid-murid kita berada di  kelas yang sama, bahkan mungkin berada di  rentang usia yang berdekatan juga. Mereka  memiliki kebutuhan kemampuan latar  belakang pengalaman sampai tingkat  kematangan yang berbeda-beda. Sebagai  guru sangat penting bagi kita untuk  mengetahui dan memahami tiap murid kita.  Sehingga Ayo kita dapat mengidentifikasi  kebutuhan mereka dengan tepat. Inilah  pentingnya dilakukan sebuah assessment  diagnostik. 

Pada dasarnya asesmen  dilakukan untuk memetakan murid  berdasarkan kemampuan, sehingga guru  dapat mengajar sesuai dengan kemampuan  murid. Asesmen bukan sekedar memberi  nilai bagi murid, melainkan juga berupa  proses pemerolehan informasi bagi guru.  Informasi tersebut membantu guru  merefleksikan praktik mengajar yang  mereka lakukan, agar Pembelajaran dapat  berlangsung dengan efektif. Bagaimana  dengan asesmen diagnostic? Assessment  diagnostik bertujuan untuk  mengidentifikasi kompetensi  kekuatan dan kelemahan murid. Hasilnya digunakan guru sebagai rujukan  dalam merencanakan pembelajaran sesuai  dengan kebutuhan pembelajaran murid.  

Bagaimana tahapan penyusunan sebuah  assessment diagnostik 

  1. Menganalisis  rapor murid tahun sebelumnya luangkan  waktu untuk membaca kembali raport murid  di kelas terdahulu. Ibu dan bapak guru  juga dapat mengobrol dengan guru yang  pernah mengajar murid kita sebelumnya.

  2. Mengidentifikasi kompetensi yang akan  diajarkan. Ibu-bapak guru dapat membuat  indikator turunan dari setiap kompetensi  yang akan diajarkan. Apa saja kemampuan  prasyarat yang perlu dikuasai murid.

  3. Menyusun instrumen, asesmen untuk  mengukur kompetensi peserta didik.

Instrumen asesmen dapat berupa

  •  Unjuk keterampilan

  •  Checklist

  •  Tes

  •  Hasil observasi

  •  Dan lain sebagainya 

  1. Menggali informasi tentang murid  seperti latar belakang keluarga motivasi  minat serta ketersediaan sarana dan  prasarana belajar tidak hanya terbatas  pada itu saja ibu bapak guru juga dapat  mencari tahu aspek yang lain sesuai  kebutuhan murid disekolah 

  2. Melaksanakan  asesmen dan mengolah hasil 

  3. Menggunakan  data hasil essesment untuk merencanakan  pembelajaran yang lebih bermakna dan  tepat sasaran. 

Bermakna dan tepat sasaran  dapat dipahami sebagai  pembelajaran yang sesuai dengan tahap  capaian dan karakteristik peserta didik.

Ibu dan bapak guru, mari kita simak  cerita dari Pak Doni berikut ini:

Pak  Doni adalah seorang guru kelas 5 SD, ia  hendak mengajar materi kegiatan ekonomi  di kelasnya. Pak Doni hendak memulai  pelajaran dengan memperkenalkan tiga  contoh kegiatan ekonomi yaitu produksi,  konsumsi, dan distribusi. Materi ini  termasuk dalam mata pelajaran IPAS salah  satu karakteristik mapel IPAS adalah  adanya elemen keterampilan proses yang  perlu menjadi kemampuan prasyarat.  Diantaranya:

Pencatatan untuk keterampilan prasyarat  ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan  anekdotal. Nah bagaimana cara Pak Doni  mengetahui apakah murid-muridnya sudah  memiliki kemampuan prasyarat tersebut?  Pak Doni memulai pelajaran dengan  kegiatan diskusi dan tanya jawab Pak  Doni banyak melontarkan pertanyaan  terbuka dan memberikan kesempatan  menjawab secara merata sehingga semua  murid mendapat giliran. 

6 contoh pertanyaan tersebut dapat  mengukur empat kemampuan prasyarat yang  ditentukan sebelumnya. 

Pertanyaan 1, 2 dan  4 mengamati dan menganalisis  mengkomunikasikan gagasan. 

Pertanyaan  3, 5 dan 6  mempertanyakan dan memprediksi,  mengkomunikasikan gagasan. Jawaban dan  respon murid memperlihatkan sejauh mana  mereka telah mengenal dan memahami  konsep dasar serta kosakata yang  berhubungan dengan kegiatan ekonomi. 


Dari  essesment ini Pak Doni dapat memetakan  kemampuan murid-muridnya menjadi:  melampaui,  memenuhi,  memenuhi sebagian,  belum memenuhi.  

Bagaimana menggunakan data yang  diperoleh dari asas mendiagnostik. Dari hasil segmen tersebut guru  dapat melihat pemetaan kemampuan murid  secara lebih jelas. Untuk kelompok murid  mahir guru dapat memberikan tantangan  lebih atau kegiatan pengayaan yang  sesuai. Untuk kelompok murid berkembang  guru dapat memberikan modifikasi tugas  panduan dan latihan sesuai kebutuhan.  Assessment diagnostik juga dapat  digunakan untuk memetakan kemampuan umur  murid di dalam sebuah kelas. Jadi hasil dari asesmen diagnostik tidak selalu untuk  melihat kemampuan masing-masing murid.  

Untuk kelas yang kemampuan muridnya  setara, penggunaan dalam bentuk seperti  ini lebih efektif dari segi waktu dan  energi. Guru dan Murid memiliki  kesempatan untuk berkembang bersama dan  saling mengeksplorasi. Bagaimana Hal ini  dilakukan dalam kelas Pak Doni. Pak Doni  dapat memperhatikan kemampuan  murid-muridnya secara umum. Saat  kegiatan diskusi dan tanya jawab tadi  selama memandu diskusi Pak Doni juga  sambil mengobservasi aneka jawaban dan  tanggapan dari murid-muridnya. Kapan kita  dapat melakukan asesmen diagnostic  assessment diagnostik dilakukan pada  minggu-minggu awal tahun ajaran untuk  memetakan murid sehingga mereka  mendapatkan pendampingan yang sesuai  dengan kebutuhannya. Asesmen diagnostik  juga dapat dilakukan di awal pembahasan  materi baru. Asesmen diagnostik dilakukan  pada kompetensi-kompetensi yang  dirasakan penting diketahui guru dari  awal. Guru dapat membuat serangkaian soal  yang sesuai untuk kompetensi tersebut.  

Nah bagaimana dengan diagnostik  kemampuan prasyarat yang berkaitan  dengan karakteristik mata pelajaran.  Dalam hal ini keterampilan proses dari  mapel IPAS. Ibu dan bapak guru  keterampilan proses tidak selalu  merupakan urutan langkah kirimkan suatu  siklus dinamis yang dapat disesuaikan  dengan perkembangan serta kemampuan  murid. Pencatatan untuk keterampilan ini  dapat dilakukan dalam bentuk catatan  anekdotal, sehingga guru selalu memiliki  data kondisi murid yang terbaru tanpa  melakukan asesmen diagnosis kembali. Jadi  hanya tinggal mengolah dan memperbarui  pengelompokan yang sudah dibuat.

Hal ini,  tentunya juga dapat diterapkan untuk  mata pelajaran lain. Jangan lupa untuk  mempelajari kembali capaian pembelajaran  dari tiap mata pelajaran untuk  memastikan kompetensi prasyarat lain  yang perlu dimiliki murid.  Modifikasi dan pengembangan keterampilan  yang diamati juga dapat disesuaikan  dengan kebutuhan.  Pada situasi tertentu mungkinkah  guru memodifikasi proses atau penggunaan  assessment diagnostik? tentu saja mungkin  guru diberi keleluasaan untuk menentukan  instrumen asesmen sesuai dengan  karakteristik kompetensi dan tujuan  asesmen. Tahapan penyusunan asesmen diagnostik juga dapat disederhanakan.  misalnya jika dilakukan pada awal  lingkup materi tahap 4 boleh dilewatkan.  

Nah ibu dan bapak guru kita baru saja  bersama-sama mendalami konsep dan  penyusunan asesmen diagnostik. Bagaimana  dengan praktik asesmen yang selama ini  Ibu dan Bapak lakukan? Adakah yang masih  perlu diperbaiki dan dikembangkan?  sebagai pendidik alangkah baiknya jika  kita mau terus berproses, mengembangkan  diri menjadi lebih baik lagi. Bukankah  itu juga yang selama ini kita sampaikan  kepada murid-murid kita? proses belajar hanya berhenti sampai di essesment.  Kekayaan informasi yang diperoleh dari  sment membawa kita ke tahap berikutnya  dengan tujuan mewujudkan pengalaman  belajar yang bermakna bagi murid dan  diri kita sendiri.

Jangan lupa …

Setiap murid di kelas memiliki kemampuan yang berbeda-beda.  Maka dari assessment diagnostik diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan diri. 


Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik - Merdeka Belajar

Membuat Lembar Amatan Bahasa Indonesia - Merdeka Belajar

Soal Post Test Refleksi dalam Pembelajaran SMP-SMA/SMK1.